Bersama 10 teman saya mendaki Gunung Gede
setelah ujian akhir semester berakhir, Juni 2011. Tujuannya adalah ke puncak
Gunung Gede. Gunung Gede terletak diantara kabupaten Bogor, Sukabumi, dan Cianjur bersama Gunung Pangrango
merupakan kawasan taman nasional, yang dikenal dengan nama Taman Nasional
Gunung Gede-Pangrango (TNGP).
Kawasan
ini mempunyai dua puncak gunung, yaitu puncak gunung Gede (2.958 mdpl) dan puncak
gunung Pangrango (3.019 mdpl). Menurut Harley, penulis buku Mountain
Climbing for Every Body, kawasan ini menjadi tempat tumbuhnya 200
spesies anggrek, berbagai jenis burung, dan mamalia langka seperti macan tutul,
owa jawa, dan surili atau monyet jawa.
Dari kampus IPB, Dramaga, pukul 06.00 WIB kami
berangkat menggunakan angkot sewaan. Tujuan kami adalah Gunung Putri, salah
satu pintu masuk ke gunung Gede. Selain Gunung Putri masih ada dua pintu masuk
lainnya, yaitu Cibodas, dan Selabintana. Gunung Putri jaraknya sekitar 7 km
dari terminal Cipanas.
Jika dari
Jakarta, naik bus jurusan Bandung lewat puncak dan turun di Cipanas,
dilanjutkan dengan naik angkot ke Gunung Putri. Sesampai di Gunung Putri kami
harus melapor ke petugas di GPO (Gede Pangrango Operation) untuk mendapat ijin
mendaki, tiga hari sebelumnya kami sudah mengurus administrasi untuk
mendapatkan surat
ijin mendaki dari balai TNGP di Cibodas.
Kami memulai mendaki pukul 10:30 WIB dari GPO
yang merupakan pos I. Sepanjang perjalanan, kami melintasi perkebunan
sayur-mayur penduduk. Di kiri kanan jalan setapak dapat dijumpai sayuran khas
dataran tinggi, seperti wortel, lobak, daun bawang. Beberapa petani terlihat
sedang bekerja di ladangnya.
Kemudian
perjalanan dilanjutkan dengan melintasi hutan. Pada awalnya, medannya berupa
jalan setapak, namun setelah masuk lebih jauh ke dalam hutan. Medan
pendakian selain menajak dan terjal, juga bercampur dengan akar-akar pohon yang
melintang. Sesekali kami terpaksa memanjat karena ada pohon yang tumbang.
Beberapa kali kami menyempatkan istirahat melepas lelah sambil menikmati
segarnya udara pegunungan dan rimbunnya hutan.
. Kami beristirahat di Alun-alun
Surya Kencana (2.750 mdpl), mendirikan tenda untuk bermalam bersama pendaki
lain. Pemandangannya
begitu mempesona. Alun-alun Surya Kencana
merupakan padang
rumput luas. Di sini tumbuh subur ratusan tumbuhan Edelweis. Tumbuhan ini
gampang dikenali, warna daunnya hijau keputih-putihan, bentuknya seperti
pedang, panjang sekitar 5 cm, tipis dan berbulu lebat, serta bagian tengah
bunganya berwarna agak orange. Konon tumbuhan yang dikenal dengan “bunga abadi”
ini dapat tumbuh sampai 100 tahun.
Di sini juga terdapat sumber air jernih yang
dapat digunakan untuk keperluan berkemah. Menurut legenda masyarakat, di
Alun-alun Surya Kencana inilah Prabu Siliwangi dimakamkan.
. Pada malam hari suhu udara semakin dingin.
Meskipun kami sudah memakai pakaian rangkap dan berjaket, kami tetap menggigil
kedinginan. Kami hanya tidur sebentar, karena pagi-pagi benar kami harus
melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Gede. Harapan kami hanya satu yaitu
dapat melihat matahari terbit dari puncak gunung.
Dengan penerangan cahaya senter yang minim kami
melanjutkan pendakian ke puncak Gunung Gede. Dibutuhkan waktu sekitar 1 jam
untuk sampai ke puncak Gunung Gede. Medan
menuju puncak berupa batu-batuan, kerikil dan pasir. Memiliki kemiringan
sekitar 40 derajat dengan vegetasi yang didominasi oleh tumbuhan perdu dengan
tinggi 2-3 meter, yang dikenal dengan nama Cantigi. Tumbuhan berdaun bulat
telur ini, bunganya kecil-kecil berwarna ungu dan bentuknya seperti bel.
Sesampai di puncak Gunung Gede (2.958 mdpl),
kami disambut oleh badai dan kabut tebal. Akibatnya,
kami tak bisa melihat matahari terbit.
Kami dapat melihat kawah Gunung Gede, meskipun
samar-samar karena diliputi kabut tebal. Di gigiran kawah terdapat sling dari
baja agar para pendaki tidak terjatuh kedalam kawah.
Meski tak bisa melihat matahari terbit berada di
atas “Mahkota Jawa Barat” menjadi pengalaman yang menakjubkan. Berdiri di
puncak gunung membuat kami sadar, betapa kecilnya diri ini di hadapan Sang Pencipta alam.
2 comments:
ihiiiiiy...
mantabs dah...
aye pan ikut juga..
hehe....
Ok Men, fokus... fokus... fokus akhi... teruskan, kembangkan! Men, komen mu udah aku bales di Pendidikan dan Pembinaan Anak dalam Rifa'iyah di blog ane ya.
Post a Comment