Dinding canyon berwarna kuning
tanah, meling-meling alias glossy. Hujan abadi turun dari
langit-langit canyon. Ada
yang bilang airnya berasal dari akar-akar pohon. Di bawahnya mengalir sungai
berwarna hijau tosdka, pelan menenangkan pikiran. Inilah lansekap batu kapur
atau karst paling memesona yang pernah aku sambangi, 19 Juli lalu.
Orang Sunda menyebutnya Cukang
Taneuh. Yang artinya jembatan tanah. Karena menjadi tempat menyeberang penduduk
ke ladang mereka. Orang asing mengenalnya Green
Canyon, karena barangkali mirip Grand Canyon yang ada di Amerika.
Green
Canyon ditemukan pertama kali oleh
turis asal Austria dan orang
Bandung.
Kemudian dipopulerkan oleh seorang Prancis pada tahun 1993. Kini Green Canyon menjadi objek wisata andalan
kabupaten Ciamis.
Sudah sejak lama aku ingin ke Green Canyon.
Setelah puas menjelajah Pangandaran kami pun langsung meluncur ke lokasi.
Berada di desa Kertayasa, kecamatan Cijulang, Ciamis, Jawa Barat. Jaraknya
sekira 31 km dari Pangandaran.
Kebetulan saat kami sampai di Green Canyon,
pengunjungnya tidak terlalu banyak. Namun masih terlihat beberapa turis asing,
entah mereka dari mana asalnya. Harga tiket masuk ke Green Canyon
hanya Rp. 75.000. Dan kita bisa menyusuri Green Canyon
pakai perahu motor. Jika satu perahu berisi lima penumpang, maka tiap orang cukup merogoh
kocek Rp. 15.000.
Berangkat dari Dermaga Ciseureuh menggunakan
perahu motor. Perahu kami berisi lima
penumpang. Aku dan dua temanku. Dan dua orang yang baru saja kami kenal. Ditambah
dua orang pengemudi perahu. Sayang suara mesin dieselnya berisik banget. Ah, seandainya kami bisa mengayuh sendiri pasti
lebih seru.
Saat hendak mencapai mulut Green Canyon,
lebar sungai semakin sempit. Dan perahu kami harus mengalah. Berhenti sejenak
saat ada perahu lain datang dari arah yang berlawanan. Namun semakin ke dalam
pemandangannya semakin memesona.
Perlu sekitar 20 menit untuk sampai
ke mulut Green Canyon. Setiba di mulut Green Canyon,
hujan turun menyambut kami. Ternyata airnya berasal dari langit-langit canyon.
Di sinilah awal mula petualangan yang sesungguhnya. Body rafting.
Untuk melakukan body rafting kita harus pakai guide. Dengan biaya sekitar Rp. 850.000,
kita akan diajak berenang atau menyusuri di pinggir sungai. Waktunya sekira 5
jam. Namun jangan datang pas musim hujan ya, karena airnya akan berubah menjadi
cokelat dan arusnya deras.
“Nggak ke Green
Canyon kalau nggak melakukan body rafting”. Kata seorang teman.
Huft!
sayangnya kami nggak bisa melakukan body rafting. Padahal seru banget pasti rasanya. Kapan-kapan kalau
kesana lagi kudu mencobanya.
No comments:
Post a Comment